Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kue tradisional khas Kalimantan Tengah(Kalteng) Palangkaraya

Mari mengenal wadai/kue tradisional khas kalimantan tengah yang enak-enak tentunya untuk teman minum teh atau kopi dan untuk menjamu tamu juga bisa.

Wadai tradisional asal mula resepnya didapat secara turun temurun khususnya bagi pemeluk agama Hindu Kaharingan yang sering menggunakan kue-kue tradisional sebagai sesajen untuk keperluan ritual keagamaan mereka.

Awal mulanya pembuatan wadai yaitu dengan cara serba manual menggunakan tangan. Dari proses pembuatan tepung dan pengolahan wadai itu sendiri. Dulu sebelum ada penggilingan tepung dan tepung jadi yang dijual di warung-warung orang dayak hanya mengandalkan penumbuk (lisung/lesung dan halu).

Biasanya yang mereka tumbuk berupa beras dan ketan untuk dijadikan wadai pada acara ritual yg membutuhkan berbagai macam kue basah.

Seiring perkembangan zaman,semuanya berubah, kini tak lagi menggunakan lisung dan halu untuk membuat tepung karena sudah tersedia penggilingan tepung dan juga tepung beras dan ketan yang sudah ada di warung-warung bahkan kini kita tidak hanya bisa menikmati wadai-wadai tradisional pada acara ritual tetapi wadai-wadai khas kalteng/kalimantan tengah ini dijual di pasar-pasar dan warung-warung.

Berikut ini kue khas kalimantan tengah beserta gambarnya yaitu:
1. Kue Cucur
Kue cucur mulanya adalah kue yang dibuat pada acara ritual tertentu yaitu untuk kue syarat sesajen bagi pemeluk keyakinan Kaharingan di Kalimantan Tengah, bahan kue cucur aslinya hanya menggunakan tepung beras dan gula pasir yang diadon dengan takaran yang pas sampai sekarang tidak semua orang bisa membuat kue cucur yang hanya dari tepung beras karena kalau salah maka tidak akan bisa jadi.

Kue cucur sendiri ada tiga macam yaitu kue cucur putih,kue cucur merah,dan kue cucur kuning. Ketiga macam kue cucur ini memiliki fungsi dan tujuannya masing-masing dalam acara ritual sehingga tidak sembarang membuat. Kue cucur sendiri dibuat dengan bersih dan sehat meskipun untuk sesajen karena hanya sebagai simbol dan nanti pada akhirnya dimakan bersama.

Campuran kue cucur putih yaitu tepung beras dan gula pasir, lalu untuk kue cucur merah yaitu tepung beras,gula pasir dan gula merah, sedangkan kue cucur kuning yaitu tepung beras,gula pasir dan kunyit sebagai pewarna alami.

Kue cucur yang asli yaitu terbuat dari adonan tepung beras ,Nah seiring berkembangnya zaman kini kue cucur tidak hanya dikenal sebagai kue sesajen dan sekarang kalau ingin memakan kue cucur tidak hanya saat ada upacara ritual tetapi kini kue cucur banyak dijual di pasae tradisional. Rasanyapun lebih enak dan empuk dibandingkan kue cucur aslinya karena adonan kue cucur dicampur dengan tepung terigu/gandum sehingga tidak keras pada saat dingin. Harga kue cucur sendiri yaitu Rp.1.000/ 1 buah kue.

2. Kue Gulungan Ayam/Manuk
Tidak seperti namanya kue ini berbentuk bulan sabit dan ditengahnya berisi inti. Inti adalah campuran gula merah dan parutan kelapa yang disangrai kemudian dimasukkan ketengah kue. Kue gulungan ayam ini terbuat dari beras ketan.

3. Kue Gagatas
Bentuk kue gagatas adalah segi empat tidak sama kaki. Kue gagatas terbuat dari tepung ketan dicampur dengan parutan kelapa kemudian atasnya diselimuti dengan gula basah dan tepung. Kue gagatas sendiri sudah banyak dijual di pasar.

4. Kenta
Kenta yaitu dibuat dari padi ketan yang setengah matang atau padi belum menguning yang masih berwarna hijau. Padi ketan ini ditumbuk kemudian diambil dalamnya yang berupa beras lunak berbentuk tipis-tipis karena ditumbuk. Kemudian dibersihkan dengan air dan dikukus setelah itu kenta dicampur dengan parutan kelapa dan gula beserta sedikit garam.
Kenta biasanya dinikmati hanya pada saat menjelang musim panen padi gunung yaitu satu tahun sekali. Memakan kenta bisa membuat kenyang karena seperti nasi yaitu nasi ketan.

5. Wadai apam
Apam terbuat dari adonan tepung terigu, tepung beras,santan dan juga kelapa parut yang diberi ragi sehingga mengembang. Adonan apam ini biasanya dicetak dalam loyang berbentuk bundar atau persegi empat, dan bisa juga dicetak dalam cetakan yang berbentuk bunga kemudian dikukus. Wadai apam biasa dibuat pada acara-acara pernikahan, atau acara sakral lainnya.

6. Kue bingka
Berbeda dengan bingka Banjar,Kalimantan Selatan yang dicetak dalam loyang besar dan dari kentang. Bingka yang ada di Kalimantan Tengah berbentuk bundar dan kecil dengan ciri khas diberi santan kelapa kental yang telah dimasak atau dalam bahasa dayaknya (tain undus).
Bingka kalimantan tengah yang terkenal yaitu bingka pisang yaitu bingka yang diberi potongan pisang di dalamnya serta ada bingka yang diberi rasa pandan. Wadai bingka sangat enak serta memiliki tekstur yang lembut karena diberi santan kelapa dalam adonannya, membuat bingka juga susah kalau santan kelapanya kurang maka bingka akan terasa keras dan tidak lembut. Kue bingka dimasak dengan cara dibakar dalam loyang yang berbentuk bundar.

7. Wadai Baceper
Kurang lebih seperti kue bingka kue baceper juga membutuhkan santan yang banyak tepung yang digunakan yaitu tepung beras.

8. Kue Kakicak
Kue ini rasanya gurih karena diberi taburan kelapa dan gula merah, memiliki rasa kenyal yang terbuat dari tepung ketan dan tepung beras. Bentuk dari kue ini bulat pipih.

9. Ampal Jawau
Kue ampal jawau ini terbuat dari singkong rebus kemudian ditumbuk dan dicampur dengan parutan kelapa,lalu dibulatin dengan dikepal-kepal kemudian digoreng dengan diberi celupan tepung terlebih dahulu.

10. Gaguduh Pisang
Kue yang satu ini yaitu jenis kue yang sederhana dan mudah dibuat, tidak seperti kue goreng pisang pada umumnya kue gaguduh khas kalimantan tengah ini bentuknya bulat atau sesuai bentuk apa ada dalam penggorengan,sedangkan besar kecilnya tergantung dari sendok ketika menuangkannya ke dalam wajan.

Cara membuatnya yaitu pisang terlebih dahulu dicincang kecil-kecil kemudian diberi tepung gandum dan gula serta air. Aduk jadi satu kemudian goreng dch jika mau lebih enak dan harum beri vanilli khusus kue.

Posting Komentar untuk "Kue tradisional khas Kalimantan Tengah(Kalteng) Palangkaraya"