Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Masak Nasi Putih dengan Panci secara Tradisional

Beras yang dalam Bahasa Inggris adalah Rice yaitu makan pokok masyarakat Indonesia.
Setiap hari kita menyantap beras dalam bentuk nasi dengan ditemani aneka laok.

Proses sehingga menjadi beras yaitu berasal dari padi yang digiling berkali-kali dengan mesin untuk membuang kulit kerasnya yang disebut dengan sekam padi, dengan terbuangnya kulit keras tersebut hingga tersisa padi yang berwarna putih dan bersih agak berdebu inilah yang disebut dengan beras.
Dari beras itulah yang dimasak sehingga menjadi nasi, yang dikonsumsi setiap hari.

Apa masih ada yang belum tahu tentang Padi ?
Padi dalam nama latinnya Oryza Sativa berasal dari daerah Sungai Gangga,  Sungai Brahmaputra, dan Sungai Yangtse. Budidaya padi sudah dilakukan di India sekitar 900 tahun yang lalu. Padi sangat bagus di tanami di daerah beriklim tropis dan subtropis.

Oleh sebab itu Indonesia mampu membudidaya tanaman padi sehingga menjadi makanan pokok selain jagung dan gandum.

Padi sendiri terdiri dari berbagai cara proses penanamannya. Di Indonesia terkenal dua cara menanam padi yaitu padi sawah dan padi gunung.

Sedangkan jenis dari padi tersebut memiliki banyak macam dan namanya.

Terkadang berbeda jenis padi/beras maka bisa berbeda pula cara memasaknya. Seperti jenis padi gunung yang agak lunak maka tidak bisa terlalu banyak airnya jika dimasak.

Apabila airnya terlalu banyak maka akan lembek seperti nasi setengah bubur. Biasanya cara memasak nasi yang sedikit airnya ini terutama bagi padi yang baru panen dalam jangka waktu 1 atau 2 bulan lamanya padi/beras. Biasaya orang Dayak bilang beras yang tidak boleh terlalu banyak airnya yaitu pada beras baru (behas taheta).

Berbagai cara memasak nasi seiring dengan perkembangan zaman alat untuk memasak nasi juga sudah banyak dijual. Beragam kelebihan yang ditawarkan agar kita tertarik dan mau membelinya.
Akan tetapi tidak bisa kita pungkiri bahwa kemajuan zaman dan teknologi banyak membantu kita dalam masak memasak. Tujuan utama dari kemajuan teknologi adalah agar mempermudah manusia dalam menyelesaikan berbagai tugas.

Misalnya saja kita bisa menyelesaikan tugas di rumah mencuci piring, memasak nasi, mencuci baju dan memasak air hanya dalam satu waktu dan itu mampu kita kerjakan atas ketersedianya alat yang canggih, yang sudah dirancang untuk mempermudah pekerjaan rumah. Hal ini lah yang dapat membantu para ibu rumah tangga untuk lebih cepat menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Karena semakin cepat pekerjaan rumah selesai maka semakin banyak tersisa waktu untuk mengerjakan pekerjaan yang lain.

Akan tetapi semua alat tersebut kebanyakan menggunakan listrik sebagai media penghubung agar alat tersebut dapat bekerja dengan baik.

Nah bagaimana jika listrik padam sentara setiap hari kita mengandalkan alat-alat tersebut untuk membatu kita. Misalnya saja menanak nasi dengan rice cooker mencuci baju dengan mesin cuci dan alat-alat lain yang menggunakan listrik untuk menghidupinya.

Apa kita harus menunggu listrik hidup baru memasak dan mencuci? Mungkin juga ia kalau kita mau. Ya pada intinya kalau listrik mati semua pekerjaan harus dilakukan dengan cara manual. Kalau begitu maka anda harus bisa menanak nasi dengan cara tradisional, menanak nasi dengan panci dan mencuci pakaian dengan tangan.

Cara menanak nasi tradisional adalah dengan menggunakan panci. Cara yang dilakukan orang tua pada zaman dahulu sampai dengan sekarang  ini masih dilakukan. Menanak nasi dengan menggunakan panci bisa menggunakan kompor gas, kompor minyak tanah atau dengan menggunakan kayu bakar.

Ada juga memasak nasi secara tradisional yaitu dengan menanak nasi menggunakan kayu bakar. Cara menanak nasi atau memasak denga kayu bakar ini dianggap cukup baik dari rasa masakan,aroma masakan yang dimasak.

Cara memasak masakan secara tradisional (menggunakan kayu bakar) akan memiliki aroma yang harum dan khas dari rasa masakan itu sendiri.
Masakan akan memiliki nilai cita rasa yang lebih dibandingkan dengan cara memasak menggunakan kompor gas.

Tidak heran banyak rumah makan yang menggunakan cara tradisional menggunakan kayu bakar untuk memasak berbagai jenis makanan.

Selain itu bagi orang yang tidak mampu memasak dengan kayu bakar adalah pilihan yang hemat tanpa biaya untuk membeli minyak tanah ataupun gas LPJ.

Meskipun bagi mereka yang tinggal di daerah perkotaan atau rumah padat penduduk seperti daerah pulau Jawa yang sudah sulit untuk menemukan kayu bakar karena pohon-pohon besar sudah jarang bahkan tidak ada lagi di sekitar tempat tinggalnya karena sudah digantikan dengan rumah-rumah penduduk dan gedung pencakar langit.

Bagi mereka ranting bambu, daun kelapa tua dan batang  singkong menjadi kayu bakar yang mampu memasak untuk memenuhi kebutuhan mereka. Bagi mereka apapun kayunya yang penting asap dapurnya bisa mengepul.

Bagaimana tidak mereka memilih kayu sembarangan, kayu yang mana lagi yang bisa mereka bakar.
Tidak seperti masyarakat yang tinggal di Kalimantan atau daerah lain yang memiliki Pohon Kayu berlimpah. Bagi mereka ranting bambu, daun kelapa dan batang singkong tidak mereka ambil untuk kayu bakar melainkan ranting pohon atau memang pohong yang sudah mati/tumbang itulah yang dipotong-potong, dibelah-belah untuk dijadikan kayu bakar.

Masyarakat daerah Kalimantan masih banyak menggunakan cara tradisional dalam memasak nasi ataupun untuk memasak yang lain. Kayu bakar masih menjadi andalan mereka untuk memasak.
Mengapa harus menggunakan minyak tanah ataupun Kompor Gas di balik melimpahnya kekayaan Alam seperti ranting-ranting pohon. Harusnya kita bersyukur di tempatkan dalam daerah yang masih memiliki ribuan bahkan miliaran pohon-pohon.

Seharusnya yang wajib menggunakan kopor gas atau minyak tanah adalah mereka yang berada di perkotaan, mereka yang tidak memiliki banyak pohon, mereka yang mampu, mereka yang sibuk.
Bagi masyarakat yang tigal di pedesaan yang masih memiliki banyak pohon-pohon. Nah cocoknya masyarakat di pedesaan kalimantan.

Sebaiknya memasak dengan cara tradisional menggunakan kayu bakar. Karena di daerah Kalimantan kaya akan pohon-pohon hee kan daripada kayu yang mati/tumbang/ranting-ranting yang jatuh tidak digunakan mendingan jadikan kayu bakar biar berguna juga bagi manusia yang penting kita tidak menebang pohon yang hidup untuk kayu bakar nanti alam bisa marah kalau begitu.

Jadi biar Gas LPj atau Minyak tanahnya diutamakan bagi mereka yang sulit menemukan kayu bakar. Ya contohnya daerah pulau Jawa, atau masyarakat perkotaan, Kan kasian juga kadang Saya lihat di Tv orang-orang berebutan gas LpJ karena stok terbatas (katanya sih atau mungkin juga di timbun). Bagaimana mereka bisa memasak kalau tidak ada pengganti untuk menghidupkan api. Mau cari minyak tanah,  dihitung-hitung lebih mahal dari gas Lpj lagi mahalnya dan borosnya, mana jarang dijual lagi. Mau cari kayu bakar hah di mana carinya nanam pohon-pohon saja tidak bisa rumah semua yang ditanam. 

Hikss,,Haduh jadi Panjang x Lebar deh artikel cara memasak nasi tradisional ne, maklum terkadang otak dan ide-ide ini bisa juga ikut berpikir melihat hal-hal yang terjadi di Indonesia.
Seperti daerah Jakarta yang masih berkelut dengan Macet, Pulau Jawa dengan kepadatan penduduknya (eh bagaimana tidak buat anak terlalu banyak sudah tau tanah tak punya masalah buat anak tidak diperrhitungkan jadinya kepadatan penduduk program pemerintah di Pulau Jawa dengan 2 Anak Cukup itu tidak berjalan dengan baik).

Kalau Kalimantan sibuk denga Penomena Kabut Asapnya yang terjadi setiap tahunnya yaa maklum beginilah pulau yang kaya akan pohon-pohon.heee '" serba memprihatinkan"".
Berikut cara memasak nasi putih tradisional menggunakan panci dengan kayu bakar:
1. Siapkan berasnya. Bersihkan beras dengan diremas-remas.
2. Masukkan air ke dalam panci untuk memasak (lihat pada gambar di bawah).
3. Hidupkan kayu bakarnya dan masaklah. Jangan lupa sambil diaduk aduk agar bagian bawahnya tidak gosong.
4. Gambar cara memasak nasi putih di bawah adalah dengan dua kali proses memasak. Biasanya cara seperti ini dibuat untuk nasi goreng atau untuk menjamu orang yang banyak.

Cara memasak nasi putih sama halnya dengan memasak nasi biasa karena nasi yang biasa dimasak atau dikonsumsi adalah nasi putih. Jadi meskipun media untuk memasaknya dengan menggunakan panci, memasak secara tradisional, memasak nasi putih menggunakan listrik seperti rice cooker dan magic com. Yang membedakan hanyalah pada takaran airnya dan proses nasi menjadi masak.

Sedangkan cara memasak nasi untuk nasi goreng yaitu dengan dua kali proses memasak:
Pertama Masak dengan menggunakan panci dengan air yang sedikit, nah kalau air sudah habis dan nasinya setengah matang atau masih mentah maka, proses selanjutnya adalah mengukus nasi tersebut sampai matang. Nasi untuk membuat nasi goreng harus pulen dan kering tidak lebek. Karena kalau lembek nasinya menggumpal sedangkan nasi untuk membuat nasi horeng harus terurai satu persatu.
Cara Masak Nasi Kuning adalah sama dengan memasak nasi untuk nasi goreng yaitu dengan 2 kali proses memasak. Perbedaannya terletak pada airnya,kalau nasi goreng air yang dipakai adalah air biasa sedangkan untuk membuat nasi kuning airnya diganti dengan air santan dan campuran perasan air kunyit, di tambah dengan irisan/keprakan jahe, serai dan kayu masis, daun salam, dan sedikit garam. Kalau sudah air santannya menyerap maka kukus sampai matang.

Penambahan rempah-rempah tersebut berfungsi sebagai pewangi untuk nasi kuning, sedangkan fungsi perasan air kunyit pada nasi kining adalah sebagai pewarna alami. Jadi disarankan agar memakai perasan air kunyit karena alami dan bermanfaat bagi tubuh kita.

Tips 4 cara memilih beras yang murni/alami:
1. Beras yang baik, alami tanpa bahan berbahaya adalah jika dipegang tidak licin.
2. Agak berdebu jika dipegang.
3. Warna beras tidak putih bersih dan bening, tetapi putih berdebu.
4.Wanginya alami tidak wangi terlalu tajam bahkan beras alami juga ada yang tidak memiliki bau wangi seperti bau pandan.
Hati-hati beras yang wangi bisa dicampur dengan pewangi. Mendingan pewangi alami seperti daun pandan nah jika bahan kimia bisa berbahaya bagi kesehatan.
Jika dicuci maka hasil air cucian akan keruh, biasanya 2 kali cucian air keruhnya masih tersisa. Beras murni dan alami sebaiknya mencuci jangan sampai meremas beras terlalu lama hanya sekedarnya karena kulit arinya akan hilang.

5 Tips membeli beras agar terhindar dari beras yang berbahaya :
1. Sebaiknya anda membeli beras dengan teliti (dicium dan diraba).
2. Usahakan Menghindari membeli beras yang ada dalam karung,  karena kita susah membedakan kemurniannya.
3. Belilah beras dengan merek dan tempat yang terpercaya.
4. Merek yang terkenal dan harga yang mahal tidak menjamin kwalitas  beras yang bagus.
5. Lebih bagus lagi jika anda langsung membeli dengan pentaninya bahkan anda bisa langsung melihat proses pengolahan/penggilingan sehingga bisa sampai ketangan konsumen.

Dari paparan di atas jelaslah bahwa banyak cara memasak nasi putih dengan panci, untuk nasi goreng, nasi liwet, dan nasi kuning. Baik secara tradisional ataupun cara yang lebih praktis yaitu menggunakan rice cooker. Apabila salah satu dari 2 cara tersebut tidak bisa maka gunakan cara yang lain, sehingga tidak ada alasan anda tidak bisa memasak nasi.
Selain itu, pastikan sebelum membeli beras pilihlah kwalitas beras yang baik (murni) sehingga tidak membahayakan bagi kesehatan anda dan keluarga jika dimasak karena beras adalah makan pokok kita.

Semoga bermanfaat :)

Posting Komentar untuk "Cara Masak Nasi Putih dengan Panci secara Tradisional"